The Breens Brother

The Breens Brother
Breens Brother

Minggu, 10 Juni 2012

Kesempatan Itu Tak Datang Dua Kali (Part 1)

Entah ini episode keberapa, tapi ini kelanjutan dari episode ^ "Steo oh Steo" . Kalau ada yang kurang sreg, kasih koment saja, nanti direvisi hehehehe

ENJOY, and Hope You Like It  :)


23 Oktober 1993

Mikey, 21 tahun; Keith, 19 tahun; Shane, 17 tahun; Stephen - Ronan, 16 tahun


   “Roro!!! Cepetan, mama udah nunggu tuh ...,” teriakan Keith dari mobil di halaman rumah lumayan terdengar nyaring sampai dalam rumah.  
   “IYAAAAA, bentar!!!!” sahutan kencang tak kalah nyaringnya terdengar dari dalam rumah.
Dan tak lama, Ronan keluar dengan berlari dan masuk ke dalam mobil viat, di mana dua kakaknya, Shane dan Keith sudah menunggu dengan wajah masam.
   “Maaf...,” ucap Roro tidak enak.
   “Bisa nggak sih, kamu nggak jadi orang terakhir yang keluar dari rumah?” rungut Keith dengan mengepal tangannya di kemudi mobil.
Ronan semakin tidak enak. “Iya, maaf...”
   “Sudah-sudah, Keith..,” Nanny mencoba menjadi penengah.
   “Habisnya, jadi orang kok apa-apanya lama...,”
Ronan semakin ditekuk wajahnya.
  “Keith...” Nanny kembali mengingatkan seraya mengusap-usap tangan Ronan menenangkan salah satu bayi kesayangannya, meski sang bayi usianya sudah 16 tahun! “Nggak pa-pa, sayang...”
  “Woy, udah simpen marah-marahnya, itu Mikey udah jalan,” sela Shane menjadi wasit kedua saudaranya, dengan menunjuk mobil di depan yang berisi kedua orang tuanya, Mikey, dan Stephen.
Keith sempat mendengus kecil sebelum mengoper gigi jeep four milik Shane, dan mulai menjalankan mobilnya mengikuti mobil di depan yang dikemudikan Mikey.

Dua mobil, Rover 800 tahun tahun 1990 dan Jeep four 1988, berjalanan beriringan menuju pusat kota Dublin yang cerah untuk merayakan sesuatu yang sedikit istimewa hari ini.

Tepat pukul 7 malam, kedua mobil itu sampai di sebuah restaurant yang cukup berkelas. Mikey yang memiliki rencana untuk merayakan ulang tahun ibu mereka di sini. Mereka berlima; dirinya, Shane, Keith, dan si kembar Stephen dan Ronan sudah sepakat mengambil uang tabungan mereka untuk bisa merayakan di sini dan membeli satu hadiah istimewa untuk sang mama tersayang.

            Acara langsung pada makan malam bersama yang berjalan sangat hangat. Evelyn, Sang Mama, terlihat jauh lebih cantik dari biasanya yang memang sudah cantik dari sananya. Selepas makan malam, mereka melanjutkannya dengan :

    “Happy birthday, mamma…., happy birthday mamma….,” sebuah paduan suara yang harmonis dan manis dari 6 pria terindah dalam hidup Evelyn, mengiringi keluarnya kue tart oleh pihak restaurant yang sudah dipesan.
Mikey, Shane, Keith, Ronan, Stephen serta ayah mereka, bernyanyi dengan sangat haromisnya. Mereka bernyanyi hanya untuk satu-satunya wanita terindah dan tercantik mereka.

Evelyn tersenyum dengan bahagianya . kelima putranya ada lah permata abadinya yang tak ternilai harganya saat mendengar mereka bernanyi untuknya.

     “Potong kuenya, maa!!” pekik Stephen antusias.
     “Baiklah!!!” Evelyn dengan girangnya siap dengan kue tartnya
Tentu potongan pertama diberikan pada Si kembar, lalu pada Shane, Keith, Mikey, dan terakhir pada Peter suami tercinta.

    “Baiklah, sekarang saatnya buka kado dari kita,” seru Ronan. “Pertama dari kita ….” Seraya melirik Mikey.
Mikey mengangguk dengan tersenyum kulum, mengeluarkan sebuah amplop.
    “Ma, kita belum bisa memberikan banyak untuk mama, sebagai balasan telah menjadi ibu kami sejak kami lahir …dan mau mengurus kami yang bandel-bandel ini….”
Shane, Keith, Ronan dan Stephen terkekeh…, memang tidak ada yang menyangkal mereka semua tidak diragukan lagi bandelnya nomer satu.
Evelyn tersenyum dengan haru.
    “jadi yang bisa kami berikan untuk mama adalah ini ….,” dengan memberikan amplop pada ibunya.
Evelyn tersenyum gugup dengan membuka isi amplop tersebut. Ia langsung terkatup dan tersenyum dengan indahnya,
    “Tiket liburan ke Barbados- selama 3 hari untuk 2 orang”
Evelyn terkatup, “boys ….?” tak percaya
    “Yup,untuk mama liburan dengan papa…, berjemur di pantai ma, katanya di sana mataharinya jauh lebih hangat dibanding di sini,” sahut Shane tersenyum manja.
Evelyn harus tertawa kecil, “Mama juga dengar itu…,” dengan terkekeh.
Ia menghela nafas tak dapat berucap apa-apa memandangi takjub dan haru kelima putranya.
    “Thankyou, baby …,” memeluk dan mengecup satu persatu putranya.
    “Happy birthday Ma….”
   “Okay,sekarang giliran papa…!!” seru Ronan semangat.
Peter tersenyum malu, lalu merogoh sakunya mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dan membukanya .

Sebuah cincin dengan satu mata yang cantik tersemat di sana dengan indahnya .
Evelyn terbelalak.
    “Well, my Love, …rasanya jadi seperti saat melamarmu dulu…,” ucap Peter merona dengan melirik kelima putranya. Tak menyangka ia harus beromantis ria di hadapan mereka yang sudah beranjak besar. Tapi rasanya memang indah. “Aku memang tak bisa berkata-kata indah dan romantis …, tapi tahulah kau betapa aku mencintaimu, dan terima kasih telah memberikanku 5 begundal yang istimewa ini …,” Peter terkekeh sendiri…, “Ng… sudahlah, Happy birthday Love,” langsung mengakhirnya dengan mengecup pipi sang istri tercinta.
Aksinya disambut dengan sorak kelimanya. Shane bersuit-suit dengan cueknya, Stephen dan Ronan heboh menyanyikan lagu cinta dengan asal. Mikey dan Keith tergelak dengan lepasnya.

    “Okay, sekarang waktunya kita menghibur mama,” Keith mengumumkan seraya beranjak, diikuti keempat saudaranya.
   “Menghibur?” Evelyn tak mengerti, tapi kelima putranya sudah naik ke panggung tempat band kafe menghibur para tamunya, dan menggantikan posisi para pemusiknya.
    “Ssstt…., dengarkan mereka bernyanyi untukmu, sayang,” Peter menepuk-nepuk tangan istrinya dengan tersenyum.
Evelyne mengangguk dengan tak sabar.

Kelima Breens bersaudara sudah menempati posisi masing-masing. Mikey di posisi piano, Keith di posisi drum, Shane pegang Thin Wistle, Ronan pada guitar, dan Stephen pada vokalis.
Ronan berdiri bersama Stephen sebagai vokalis dengan memegang gitarnya.


    “Hallo, semua,” Mikey membuka suara menyapa para tamu lainnya. “Nama saya Michael Breens, Mewakili keempat adik saya; Keith pada drum, Shane ada tin wistle, dan si kembar Ronan dan Stephen…, izinkan kami membawakan beberapa lagu untuk ibu kami yang cantik jelita, Evelyne Breen yang sedang berulang tahun ke 43, hari ini. Beliau  duduk bersama suaminya di sana,” seraya menujuk kea rah meja mereka “Hai, mom!” Mikey melambaikan tangannya sumringah, dan dibalas dengan lambaian tangan plus kecupan jauh oleh ibundanya.
    “Dan perlu diketahui ini adalah moment yang sangat jarang, kita bernyanyi bersama, tapi untuk mama akan kita lakukan,” Mikey terkekeh, “Mom, this is for you….first song is Chiquitita from ABBA”

Senyum Evelyn merekah begitu mendengar judul yang akan mereka nyanyikan. ABBA adalah band kesayangannya, dan Chiquitita adalah lagu yang paling ia sukai.

Mikey mengomando keempat adiknya, dan mengangguk pada Stephen.
Stephen mengangguk siap dan mulai bernyanyi

Chiquitita, tell me what's wrong?
You're enchained by your own sorrow
In your eyes there is no hope for tomorrow
How I hate to see you like this
There is no way you can deny it
I can see that you're oh so sad, so quiet

Stephen tak dapat berhenti tersenyum pada ibunya saat menyanyikan lagu favorite ibundanya, dan ia menyanyikannya dari dalam hati. He loves to sing, and he sings from the heart.

Suara indah Stephen yang diiringi music keempat saudaranya, langsung menarik perhatian seluruh pengunjung restaurant, ikut  mendengarkan dan mendengarkan.

Chiquitita, tell me the truth
I'm a shoulder you can cry on
Your best friend, I'm the one you must rely on
You were always sure of yourself
Now I see you've broken a feather
I hope we can patch it up together

Chiquitita, you and I know
How the heartaches come and they go
And the scars they're leaving
You'll be dancing once again and the pain will end
You will have no time for grieving

Chiquitita, you and I cry
And the sun is still in the sky and shining above you
Let me hear you sing once more like you did before

Sing a new song, Chiquitita
Try once more like you did before
Sing a new song, Chiquitita

So the walls came tumbling down
And your love's a blown out candle
All is gone and it seems too hard to handle
Chiquitita, tell me the truth
There is no way you can deny it
I see that you're oh so sad, so quiet

Chiquitita, you and I know
How the heartaches come and they go
And the scars they're leaving
You'll be dancing once again and the pain will end
You will have no time for grieving

Chiquitita, you and I cry
And the sun is still in the sky and shining above you
Let me hear you sing once more like you did before
Sing a new song, Chiquitita
Try once more like you did before
Sing a new song, Chiquitita

Try once more like you did before
Sing a new song, Chiquitita
(ABBA, Voulez-vouz Album ’79)

Riuh tepuk tangan langsung terdengar dari seluruh pengunjung begitu Stephen mengakhiri nyanyiannya.
Seluruh pengunjung bak terhipnotis dengan suara dan alunan Stephen. Tak ada yang menyanka tubuh sekecil itu dan wajah seimut itu menyanyikan lagu lama milik band legendarys ABBA dengan begitu indahnya. Suaranya begitu nyaring, merdu dan mampu mencapai nada tinggi.

   “Ma…., kami harap mama suka…” Stephen menyeringai dengan menggemaskan. “Lagu selanjutnya, Ronan yang akan nyanyi, ma….,”
Ronan sudah tersenyum lebar…., “Ma… “She Moves Through The Fair” special untuk mama….”

Kembali jantung Evelyn berdebar, mereka tahu lagu-lagu yang menjadi favoritnya. Terlebih saat suara thinwistle yang ditiupkan Shane sebagai intro lagu terdengar. Air matanya berkaca-kaca penuh kekaguman.

     “My young love said to me,”  suara Ronan langsung terdengar,  membuat air mata Evelyn menetes terharu bahagia.

My mother won't mind
And my father won't slight you
For your lack of kine.
She stepped away from me
And this she did say,
"It will not be long love
Till our wedding day".

She stepped away from me
And she moved through the fair
And fondly I watched her move here
And move there.

And she went her way homeward
With one star awake,
As the swan in the evening
Moved over the lake.

Evelyn dan Peter juga nanny mendengarkan dengan takjub kelima putranya bernyanyi dengan indahnya.

Last night she came to me,
She came softly in.
So softly she came,
That her feet made no din.
And she laid her hand on me
And this she did say,
"It will not be long love
Till our wedding day".

Riuh tepuk tangan kembali terdengar dari seluruh pengunjung begitu Ronan mengakhiri nyanyiannya.

Kelima Breens bersaudara tersenyum dengan bangga mendapat apresiasi dari seluruh pengunjung.

   “Terima kasih semunya,” Mikey tersenyum merekah dengan bahagianya. “Baiklah lagu terakhir untuk ibu kami yang sedang berulang tahun….dari Elton John, your favorite too, mom…. Satu lagu yang katanya dinyanyikan papa saat melamar dulu ….’Your Song’ …..”

Evelyn langsung merona wajahnya dengan melirik suaminya. Tapi disahut dengan angkat bahu tertawa kecil
    “Aku nggak minta mereka nyanyikan lhoo…..”

Dan terdengarlah dentingan piano yang mengiringi suara Mikey

It's a little bit funny
this feeling inside
I'm not one of those who can easily hide
I don't have much money, but boy if I did I'd buy a big house where we both could live

If I was a sculptor, but then again, no
Or a man who makes potions in a traveling show
I know it's not much, but it's the best I can do
My gift is my song, and this one's for you

And you can tell everybody this is your song
It may be quite simple, but now that it's done
I hope you don't mind, I hope you don't mind that I put down in words
How wonderful life is while you're in the world

I sat on the roof
and kicked off the moss Well,
a few of the verses, well, they've got me quite cross
But the sun's been quite kind while I wrote this song
It's for people like you that keep it turned on

So excuse me forgetting, but these things I do
You see I've forgotten if they're green or they're blue
Anyway the thing is what I really mean
Yours are the sweetest eyes I've ever seen

And you can tell everybody this is your song
It may be quite simple, but now that it's done
I hope you don't mind, I hope you don't mind that I put down in words
How wonderful life is while you're in the world

Tak ayal kembali tempuk tangan riuh terdengar begitu Mikey menyelesaikan nyanyiannya. Semakin tedengar riuh saat mereka berlima bangkit dari duduknya berpamitan untuk turun.

    “Those are for you mom!! HAPPY BIRTHDAY!!!! THANKYOU VERY MUCH!!!!” seru kelimanya dengan riang sebelum turun dari panggung diiringi riuh tepuk tangan.

Para tamu restauran  tidak menyangka akan disuguhi dengan lagu-lagu indah yang dinyanyik lima pemuda yang mempesona dan berbakat mala mini. Mereka menikmatinya dan sangat menyukainya.

Termasuk salah satu dari pengunjung yang langsung menyimak dan memperhatikan penampilan kelima Breens saudara tersenyum. Ia menulis beberapa catatan di buku kecilnya. Diperhatikan dengan seksa kelimanya dan diingatnya nama mereka masing-masing serta pembawaan diri mereka.
Otak bisnisnya langsung berputar dengan kesempatan emas di depan mata. Ia masih memperhatikan saat kelimanya kembali ke meja bergabung bersama orang tuanya. Tampaknya sebuah keluarga yang bahagia.


Mikey, Keith, Shane, dan si kembar, kembali ke meja dengan tersenyum riang. Ibu mereka lansgung menyambutnya dengan pelukan dan kecupan masing-masing.

    “Terima kasih banyak, saysng,”
    “Mama suka ?” Ronan penuh semangat.
    “Sangat suka sekali!” Evelyn tak dapat menyembunyikan senyum kebahagiannya. Hari ini terasa sangat sempurna.
    “Hey, permainanmu, makin canggih saja ….,” Peter menyenggol Shane.
    “Iya dong pa,” Shane tersenyum bangga. Mungkin ia tak mahir bernyanyi tapi untuk bermain alat music, bolehlah di-adu.

Keluarga itu kembali menikmati makan malam mereka bersama. Ronan dan Stephen bermanja-manja di samping ibu mereka

    “Maaf, boleh menganggu sebentar….”
Perhatian mereka teralihkan dengan kedatangan seorang pria gempal dan pendek berusia sekitar 40 tahunan.
    “Ya…?”
    “Sebelumnya, selamat ulang tahun untuk Anda Nyonya…. Anda beruntung memiliki putra yang berbakat ini….”
Evelyn tersenyum berterima kasih sementara Peter menegang tidak enak. Ia membaca sesuatu dari pria asing ini.
    “Kelima Putra Anda tak diragukan lagi, selain tampan-tampan, juga dapat bernyanyi dan bermain music, Ada pastilah sangat bangga.
    “Kau, pandai bermain piano, juga kau permainan drum-mu mantab, juga Shane… yak an..? Tin wistle mu sangat mengagumkan, terlebih dengan kalian berdua sebagai vokalis sangat hebat….”
Kelimanya meski tersanjung dengan pujian orang asing ini, agak tidak nyaman.
Peter semakin tidak nyaman. “Terima kasih, tapi maaf, maksud Anda menghampiri kami….?” Ia tidak suka acara keluarganya terganggu dengan kehadiran laki-laki asing yang tak jelas maksudnya ini, menyinggung kelima putranya lagi.
    “Oh, saya minta maaf belum mengenalkan diri,” ia lalu mengeluarkan kartu namanya,  “Saya Louis Walsh, manager dari Jhonny Logan….”
Johnny Logan? Seperti pernah mendengar nama itu…, bukankan dia penyanyi dan pemenang dari ajang Lagu Eropa yang mewakili Irlandia .
    “Ya…, dan maksud Anda….?”
Louis tersenyum, “Ng …. Pernah berpikir untuk membentuk sebuah band secara serius? Sebuah rentetan kalimat yang membuat kesemuanya terpaku. “Grup band?”
    “Hah, membentuk sebuah band?” Peter memastikan pendengarannya.
    “Ya, grup band…, mungkin dengan nama The Breens sesuai dengan nama keluarga….. Kalian mengeluarkan single, album, terkenal dan menghasilkan uang.”
Kelima Breens bersaudara terkatup saling melempar pandangan, sementara Peter langsung pening.
    “Maa Tuan tapi si kembar masih belum lulus, masih harus sekolah.
   “Oh, sekolah masih bisa diatur ….,”
   “Dengar Tuan ….”Peter melihat lagi kartu namanya, “Louis Walsh …., maaf putra saya bukan penyanyi, dan pastinya tidak akan membentuk band, dan lagi. Si kembar masih sekolah…”
   “Sekolah bisa diaturTapi Tuan…, putra-putra Anda memiliki kesempatan bagus, mereka tampan, dan berbakat.
   “Anda ingin mengeksploitasi anak-anak saya.”
   “Bukan….maksud saya …”
   “Sudah cukup Tn. Walsh….,” Peter menahan emosinya untuk tidak meledak di depan umum. Sudah jelas pria tak tahu sopan santun ini telah merusak mood-nya, di malam mereka merayakan ulang tahun istri tercintanya.
    “Anak-anak, kita pulang sekarang…..,” putus Peter tak dapat dibantah.
Kelimanya terdiam dan menuruti. Evelynpun hanya terdiam. Ia sudah hafal tabiat suaminya yang keras. Lebih baik jangan dibantah dan jangan membuat dia marah.
   “Tuan…., mungkin perlu dipertimbangkan lagi…,” Louis tampak belum menyerah.
   “Tidak akan…., dan terima kasih telah merusak acara keluarga saya. Sampai jumpa.”
Louis tergugu. Tak menyangka sang ayah ternyata seorang yang sangat tidak ramah.

Louis memperhatikan keluarga itu pergi. Tiga diantara bersaudara itu terlihat tak peduli dan tak tertarik dengan tawarannya, tapi  dua yang lain terlihat sedih saat dengan paksa meninggalkannya. SI KEMBAR. Salah satunya melirik dirinya dengan malu-malu. Louis melempat senyuman.
Mengagetkan, salah satu dari si kembar berlari menujunya…

    “Boleh minta kartu namanya…?” Tanya cepat, pelan dan malu-malu.
Louis hanya mengangguk, dan memberikan kartu namnya.
Dengan ucapan terima kasih si kembar berlari kembali kepada keluarganya. Louis hanya dapat menghela nafas.

TBC